Newsjacking adalah metode memanfaatkan isu yang sedang populer untuk meningkatkan trafik dan memacu jumlah transaksi.
Konten diperbarui: Senin, 23 Oktober 2017
Breaking news!
Sebuah peristiwa penting terjadi dalam bidangmu…
Atau dalam isu yang terkait dengan bisnismu…
Atau bahkan sama sekali tak ada hubungannya dengan usahamu, tapi terlalu viral untuk diabaikan begitu saja…
Jangan biarkan peluang semacam ini menguap tanpa jejak, apalagi membiarkannya dibajak oleh kompetitor untuk mempromosikan produk mereka!
Ketika sebuah isu viral meledak, itu adalah kesempatan besar bagimu untuk menuliskan pos blog, meluncurkan kampanye media sosial, membuat rilis pers, atau menciptakan tawaran lead generation sesuai dengan audiens yang terlibat — atau “merasa” terlibat — dengan isu tersebut.
Saat kamu mampu membaca tren dan mencuri peluang yang ada untuk menaikkan jumlah pengunjung website, pengikut akun jejaring sosial, atau bahkan meraih calon konsumen atau klien baru, kamu adalah seorang newsjacker!
Jika kamu belum pernah mendengar istilah newsjacking, atau ingin mempelajari metode ini untuk memperkaya jurus pemasaran online, silakan baca panduan lengkap newsjacking berikut ini, kemudian lakukan eksperimen kamu sendiri.
Apa itu Newsjacking?
Newsjacking adalah teknik memanfaatkan isu yang sedang booming atau viral untuk memancing keterlibatan audiens.
Istilah newsjacking (pembajakan berita) dipopulerkan melalui buku Newsjacking: How to Inject Your Ideas into a Breaking News Story and Generate Tons of Media Coverage karya David Meerman Scott.
Pada dasarnya, berita atau isu selalu muncul (breaking) setiap detik di era teknologi informasi ini. Kondisi tersebut memberikan peluang bagi para marketer untuk menunggangi gelombang viralitas sebuah isu demi keuntungan bisnis mereka.
Dengan pergeseran tren yang berlangsung sangat cepat, popularitas sepotong berita bisa menguap hanya dalam hitungan jam atau hari saja.
Meskipun demikian, pengaruh dari penguasaan isu bagi keuntungan brand relatif cukup besar jika dibandingkan dengan upaya yang dibutuhkan untuk menerapkan metode pembajakan berita.
Berikut adalah ilustrasi linimasa dari kemunculan hingga pudarnya relevansi berita, dengan saat yang paling tepat untuk melakukan newsjacking.
Simpel, kan? Grafik linimasa isu di atas mengharuskan para kreator konten untuk mampu sedini mungkin mendeteksi isu-isu potensial dan mengemas konten yang relevan sebelum media-media besar mulai memberitakannya.
Yang perlu diperhatikan, deteksi potensi popularitas berita tidak melulu harus terkait erat dengan bidang bisnis kita.
Tantangannya adalah: bagaimana menemukan celah yang bisa dimanfaatkan untuk menyelipkan kampanye branding, promosi produk atau layanan secara halus namun tegas dalam berita yang hendak dibajak.
Mengapa Newsjacking?
Untuk bisa berhasil melakukan newsjacking, kamu harus sangat cepat.
Faktor inilah yang akan mengunggulkan kita di atas marketer lainnya, yang biasanyaterlalu sibuk menghitung peluang kesuksesan pos blog atau status media sosial sehingga terjebak hanya menjadi pengekor saja.
Newsjacking menghendaki marketer untuk, dalam bahasa slogan Nike, just do it!
Metode ini selain membebaskan kita untuk berkreasi secara out of the box, juga menyajikan keuntungan dalam hal SEO — dengan kesegaran konten — dan mendongkrak reputasi sebagai brand yang trendi dan organik.
Belum lagi ongkosnya yang cenderung murah, sebab cukup numpang tenar pada isu viral yang ada tanpa harus membangun isu sendiri.
Bagaimana Menerapkan Newsjacking?
Kamu akan mempelajari bagaimana cara menjalankan teknik newsjacking. Meskipun kelihatannya ribet, tetapi jangan khawatir, kunci dari pembajakan berita hanyalah: berpikir dan bertindak cepat.
Artinya, meskipun panduan ini dipecah ke dalam langkah demi langkah demi memudahkan pemahaman. Namun, saat mempraktekkannya sendiri, kamu akan tahu sendiri betapa simpel dan mudah proses pengerjaannya.
#1: Setel Alerts
Demi menemukan isu yang bisa dibajak, kamu harus secara konstan memonitor berita.
Pilihannya, kamu bisa seharian memperhatikan setiap halaman berita yang terbit, atau cukup memanfaatkan tools untuk memudahkan monitoring.
Beberapa alat untuk memonitor isu viral antara lain:
#2: Cek Volume Pencarian Kata Kunci
Setelah menemukan berita yang ingin kamu bajak, proses selanjutnya adalah menyusun konten.
Agar konten yang dibuat bisa efektif, kamu harus menyempatkan untuk mencoba-coba sejumlah variasi kata kunci pencarian di Google Search incognito dan mencatat jumlah hasil pencarian masing-masing.
Kemudian, pilihlah kata kunci atau frasa pencarian dengan hasil sesedikit mungkin, namun tetap relevan dengan isu utama.
Berikut contoh hasil pencarian sebanyak 122 juta untuk kata kunci “google indonesia”:
Bandingkan dengan 2,35 juta hasil pencarian untuk frasa “kantor google indonesia”:
Benar bahwa algoritma Google akan mengunggulkan konten kita yang segar dan aktual.
Namun, untuk bisa bersaing dengan media-media raksasa, kita masih harus bermain aman menggunakan kata kunci dengan tingkat persaingan yang lebih kecil.
#3: Pelajari Topikmu
Mungkin sampai di sini kamu sudah tak sabar ingin segera mencoba newsjacking. Tapi tunggu dulu! Pastikan kamu mencegah resiko keliru data, supaya tidak jadi bahan tertawaan saat kontenmu “populer” sebagai hoax ?
Temukan sumber primer dari setiap berita, juga perhatikan sebanyak mungkin tanggapan atau komentar pihak-pihak terpercaya mengenai berita tersebut.
Dengan memastikan akurasi data yang terkait, kamu bisa menjaga orisinalitas sekaligus kredibilitas brand kamu.
Meskipun karakter “netralitas pers” itu lebih mirip slogan daripada fakta, setidaknya jangan sampai reputasi brand kita justru hancur gara-gara dicap sebagai penyebar isu palsu. Hati-hati!
#4: Tulis dengan Cepat dan Akurat
Setelah seluruh fakta dan data kamu genggam, saatnya mulai menyusun konten.
Tak jarang dalam proses ini kita dihambat oleh kebiasaan mencari-cari gambar, grafis, atau format teks yang paling tepat sesuai gaya artikel.
Namun, dalam kerja newsjacking, yang paling utama adalah value konten — keunikan dan kebaruannya — jauh melampaui sekedar tampilannya.
Maka, fokuskan energimu untuk menemukan gagasan-gagasan baru dan mengemasnya dalam artikel yang sepadat mungkin. Dengan demikian, bajakan beritamu akan lebih cepat terbit dan cenderung lebih mudah dibagikan via media sosial.
#5: Bubuhkan Ciri Pembeda
Kamu harus selalu menyuntikkan sudut pandangmu sendiri ke dalam setiap isu yang dibajak.
Tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang membuat cerita ini relevan dan menarik bagi target audiens?
Perlu diingat bahwa secepat apapun kita mencuri sebuah isu, di luar sana pasti ada orang yang sedang melakukan hal serupa. Artinya, menjadi yang pertama melakukan newsjacking itu sesuatu yang hampir mustahil.
Anggap saja kita selalu gagal jadi yang pertama, sebab ada pihak-pihak yang lebih cepat menggarap sebuah isu.
Dengan mengulas isu menggunakan perspektif khusus, baik dari sudut pandang brand maupun target pembaca, kamu masih punya peluang untuk mengalahkan popularitas newsjacker yang lebih dulu muncul.
Sajikan artikel yang lebih komprehensif, lebih enak dibaca oleh awam, atau memuat pesan-pesan yang lebih menggugah empati orang.
Intinya, berikan alasan yang kuat agar orang lebih memilih untuk membagikan artikelmu ke media sosial daripada artikel lainnya.
Rebut perhatian orang dengan konten yang cerdas (intelek) sekaligus menyentuh (empatik)!
#6: Bagikan ke Audiens
Langkah terakhir untuk memastikan suksesnya upaya newsjacking adalah dengan memasarkan kontenmu layaknya kamu memasarkan sebuah produk baru.
Benar bahwa pembajakan berita mengandalkan hasil pencarian organik dan viralitas media sosial, tapi itu adalah hasil yang kita harapkan.
Untuk meraihnya, jangan ragu untuk mengeluarkan dana, energi, dan jaringan guna mempromosikan artikel. Misalnya:
- Pasang iklan display di AdWords, Twitter, dan Facebook
- Buat kerjasama dengan para influencer: tokoh intelektual, selebritis, atau aktivis media sosial dengan jumlah pengikut yang besar.
- Lakukan konferensi pers atau rilis pers untuk menjangkau media massa seluas mungkin.
Untuk jangka panjang, alangkah baiknya jika kita bisa menjalin relasi yang akrab dan saling menguntungkan dengan para influencer dan jurnalis yang selalu haus akan isu baru.
Bagaimanapun juga, kerjasama dengan intensitas dan frekuensi tinggi akan membuat para “agen konten viral” itu lebih “murah hati” untuk membantu melejitkan artikelmu, daripada kerjasama yang sesekali dan cenderung berbiaya mahal.
Terakhir, saya meringkas 6 (enam) langkah newsjacking ini untuk memudahkanmu menghafal:
- Siapkan alerts
- Cek kompetisi kata kunci
- Riset fakta dan data
- Ramu konten dengan cepat dan padat
- Beri sentuhan empatik
- Viralkan via tangan influencer dan jurnalis
Selamat mempraktekkan newsjacking!
Referensi: The Inbound Marketer’s Complete Guide to Newsjacking – hubspot.com